Produk alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia laris manis
di negeri orang karena kualitas tak kalah oke. Tapi, ironinya produk
dalam negeri justru dinomorduakan di negeri sendiri.
Amerika Serikat
punya pesawat tempur F-16, armada udara Sukhoi jadi kebanggaan Rusia,
ada juga tank Leopard buatan Jerman yang tangguh di darat. Bukan tak
mungkin suatu hari nanti produk senjata buatan Indonesia akan ikut
meramaikan medan perang. Entah itu tank, kapal perang, rudal, bahan
peledak, senapan serbu, atau pesawatnya.
Ketua Komisi I DPR RI
dari Fraksi PDI Perjuangan Tubagus Hasanuddin termasuk yang percaya
bahwa mimpi itu tidaklah muluk amat. Apalagi, Indonesia punya banyak
pabrik yang bergerak dalam industri alat utama sistem senjata
(alutsista). Salah satunya, PT Pindad yang sudah memproduksi berbagai
jenis senjata: senapan serbu (SS), senapan mesin, pistol, senapan
runduk, meriam bahkan roket, dan rudal.
Senjata dalam negeri, tambah
Tubagus, sejatinya tak kalah dengan buatan asing. Salah satunya tipe
SS-2 yang punya reputasi baik di dunia internasional. "SS-2 itu memang
senjata yang cukup akurat. Waktu dipakai pertandingan menembak di
wilayah Asia Pasifik saja kita juara," kata Tubagus.
SS-2
juga diakui militer sejumlah negara sebagai senapan ringkas yang cocok
dengan postur tentara Asia. "Dilengkapi dengan alat bidik yang akurat
dan peluru ringan. Itu cocok dipakai satuan darat, kavaleri, dan lintas
udara," ujarnya. Lantaran itu juga, senjata itu laris di sejumlah
negara.
Selain senjata, lanjut Tubagus, pesawat CN-235 buatan PT
Dirgantara Indonesia pun sudah diakui dunia. "CN-235 itu termasuk
pesawat yang bandel,” kata dia. Pesawat itu bisa dipakai untuk
mengangkut pasukan sampai dua peleton. "Bisa juga dipakai untuk
menerjunkan pasukan. Ini pesawat serbaguna. Landasannya juga cukup
pendek," ujarnya. Bahkan, Spanyol pun pernah membeli burung besi tipe
ini di era Presiden BJ Habibie.
Baru-baru ini, Menteri Negara
BUMN, Dahlan Iskan mengatakan Irak dan Uganda melirik senjata buatan
Indonesia. Laris manis. Tubagus mengaku tak heran, sebab sejak lama
senjata dan pesawat buatan Indonesia diminati sejumlah negara di Timur
Tengah. "Beberapa negara memang berminat, termasuk Irak. Sebetulnya Iran
juga minta senjata SS-2 itu, tapi sedang diproses di Kemenhan dan
Kemenlu. Mungkin karena ada berbagai faktor politik luar negeri,"
ujarnya.
Tubagus menambahkan, selain itu juga ada PT PAL
Indonesia yang bergerak di bidang perkapalan. “Kita dengan China juga
sudah bekerja sama membuat kapal cepat rudal. Rudalnya nanti dibuat oleh
China dan Indonesia. Dapat menjangkau hingga 100 kilometer. Kapal
cepatnya nanti dibuat PT PAL," kata Tubagus.
Soal kualitas, memang
tak kalah, banyak dilirik asing. Tapi, ironinya produk dalam negeri
justru dinomorduakan di negeri sendiri. Padahal, seperti diungkap Ketua
Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq, revitalisasi industri pertahanan
mempunyai dua target, yakni pemenuhan kebutuhan alutsista dalam negeri
dan penjualan ke luar negeri.
"Memang ironis jika negara lain
mau beli produk Indonesia, tapi kita malah ramai-ramai belanja ke negara
lain," kata Mahfudz kepada VIVAnews, Selasa, 28 Agustus 2012.
Tubagus
menyayangkan kecenderungan pemerintah yang jarang memakai produk dalam
negeri inilah yang pada akhirnya melemahkan marketing produk senjata
nasional. “Kenapa justru para pejabat kita pada tidak mau pakai produk
dalam negeri? Kalau para pejabat Korea dan Malaysia pakai CN-235, tapi
presiden kita mana mau? Coba kalau presiden kita mau pakai CN-235 dan
para menteri juga pakai pesawat itu, pasti orang lain menjadi yakin,"
dia menyesalkan.
Ke depan, dia menambahkan, industri
pertahanan di Indonesia akan diperkokoh secara yuridis dengan RUU
Industri Pertahanan. "Kita akan meningkatkan dari CN-235 menjadi CN-295,
dan TNI sudah pesan 10 pesawat."
Keberhasilan penjualan
produk persenjataan made in Indonesia ini tak lepas dari peran Wakil
Menteri Pertahanan RI Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin dalam melobi
militer Irak dan Uganda. Hasil positif yang dipetiknya membuat Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan tersenyum lebar.
"Saya
senang sekali, Wakil Menhan ke Irak dan menjadi tenaga marketing yang
baik untuk PT DI, Pindad, dan Dahana," kata Dahlan di Kementerian BUMN,
Jakarta, 27 Agustus 2012.
Dahlan mengatakan pemesanan senjata
dan pesawat dari Irak dan Uganda membuktikan kualitas produksi senjata
Indonesia. Semua pesanan akan dikerjakan oleh tiga BUMN tersebut.
Beberapa
waktu lalu Sjafrie berkunjung ke Irak, Uganda, dan Kongo; didampingi
Dirut Pindad, Adik Avianto. Di Irak, delegasi Indonesia memamerkan
persenjataan buatan Indonesia, seperti kendaraan ringan lapis baja Anoa,
serta senapan SS-2.
Selain dua persenjataan itu, Irak menyatakan
tertarik membeli pesawat CN-235 dan NC-212. Delegasi militer Irak bahkan
berencana berkunjung ke Indonesia pada 5 Oktober mendatang untuk
meninjau pabrik persenjataan.viv,ins
Ini Senjata Canggih Pabrikan Pindad
P2 dan P3 Pindad
Keunggulan
unit ini adalah bentuk yang kompak, berkemampuan dan daya tahan yang
tinggi. Pistol jenis ini jadi preferensi dari berbagai kalangan
pengguna. Amunisi yang digunakan adalah cal 9 x 19 mm.
Pindad juga
memproduksi P3 atau pistol double action yang dirancang dengan bentuk
yang ergonomik dan menggunakan intercept notch dan hammer block yang
memungkinkan akurasi tinggi dalam menembak.
Pindad menjamin P3 dibuat
dari bahan-bahan berkualitas tinggi untuk menjamin ketepatan dan
akurasi, kedua pistol tersebut dapat digunakan baik untuk single maupun
double action.
Dilengkapi asesoris alat bidik, red dot, laser
sight dan tactical light. Tersedia 2 tipe yaitu tipe P2 dengan caliber 9
x 19 mm untuk militer dan tipe P3 dengan caliber 7,65 x 17 mm untuk
penegak hukum dan perlindungan pribadi.
Senjata Jagawana
Senjata
ini khusus didesain untuk kepentingan polisi hutan. Pindad membuatnya
berdasarkan senjata PM1 yang disesuaikan dengan kebutuhan aparat penegak
hukum di lingkungan kehutanan.
Revolver
Revolver
R1 memiliki silinder dengan kapasitas 6 peluru. Terbuat dari bahan baja
paduan yang menjamin kehandalan. R1 juga dilengkapi dengan pengaman
penembakan.
Unit ini dapat ditembakan dengan single dan double
action, serta mempunyai bentuk yang compact dan ringkas sehingga mudah
bagi pengguna untuk membawanya sehari-hari. Tersedia dalam 2 tipe
masing-masing dengan dengan panjang laras 2 " dan 4. "
Revolver
ini sesuai untuk aparat penegak hukum yang memerlukan kehandalan,
ketetapan, dan kekuatan. Ringkas, ringan, daya tahan dan ketepatan dari
senjata ini menjadikannya ideal untuk digunakan untuk penegak hukum.
SAR-2
Senapan
laras licin SAR-2 digunakan untuk menembakan amunisi gas air mata
maupun karet kaliber 38 mm. Pindad telah mengembangkan berbagai produk
khusus penegak hukum, khususnya untuk anti huru-hara dan alat pelindung
diri bagi penegak hukum, meliputi senapan laras licin SAR-1 dan SAR-2,
pistol isyarat P1, adapter pelontar granat PGT, borgol, helm tongkat,
tameng, dan rompi.
Hotgun Professional Magnum
Senjata penegak hukum dengan kecepatan dan ketepatan tinggi. Senjata ini memiliki bobot 2,85 kilogram.
Senapan Mesin
Jenis ini ada dua tipe, yakni SPM2-V1 Kal. 7.62 x 51 mm dan SPM2-V2 Kal. 7.62 x 51 mm.
SPM2-V1
Senapan
mesin sedang SPM2-V1 dengan inovasi desain laras beratur mampu tahan
hingga lebih 3575 tembakan tanpa dibersihkan. Kehandalan bahan laras EN
26 dengan proses swaging dan bagian dalam dilapisi hard chroom membuat
umur pakai lebih lama dibanding senjata sejenis lainnya. Dilengkapi
tripod yang mampu memutar sebaran hingga 64 dan sebaran dalam +7,5
hingga -7,5 dibuat dengan konstruksi yang ringan, mudah dioprasikan.
SPM2-V2
Senapan
mesin ringan SPM2-V2 dengan inovasi desain laras beralur mampu tahan
hingga lebih 3600 tembakan tanpa dibersihkan. Umur pakai unit ini pun
tergolong lama dibandingkan jenis lain.
Pelontar Geranat
SPG1
dirancang khusus dengan tampilan laras lebih pendek dan sangat cocok
untuk tugas tugas penyamaran. Senapan pelontar Granat SPG1 kal. 40 mm
dengan daya dobrak tinggi untuk sasaran area. Rumah mekanik terbuat dari
alumunium pilihan dengan proses machining menjadikan senjata ringan.
Laras unit ini diproses hard anodaizing untuk menambah kekuatan umur
pakai. Cara bongkar pasang yang cukup mudah.
Senapan Serbu (SS1 dan SS2)
SS1
adalah senapan serbu kaliber 5,56 x 45 mm yang memiliki akurasi tinggi
dan handal dengan menggunakan popor lipat sehingga fleksibel untuk
digunakan sesuai kebutuhan di segala medan.
Senjata ini dapat
dilengkapi dengan berbagai aksesoris, antara lain silencer, telescope,
sangkur, berbagai tipe pelontar granat, dan lain-lain. Senapan ini juga
telah dikembangkan menjadi berbagai tipe sesuai dengan medan operasi,
yaitu tipe standar, marinized, dan raider, baik untuk laras panjang,
karaben maupun laras pendek.
Tipe Marinized dikembangkan
khusus untuk marine condition dan swap condition, sedangkan tipe raider
dikembangkan untuk medan tempur khusus.
Aneh! Indonesia Masih Impor Alutsista
Menteri
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengungkapkan Irak dan
Uganda memesan persenjataan dan pesawat buatan Indonesia. Ketua Komisi I
DPR Mahfudz Siddiq menilai hal ini menjadi ironi sebab Indonesia
sendiri masih mengimpor senjata dan pesawat dari luar negeri.
Menueut data di 2011, Kementerian Pertahanan harus mendatangkan alutsista dari luar negeridengan nilai mencapai Rp 800 miliar.
Padahal,
revitalisasi industri pertahanan mempunyai dua target, yakni pemenuhan
kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) dalam negeri dan
penjualan ke luar negeri. "Memang ironi jika negara lain mau beli produk
Indonesia, tapi kita ramai-ramai belanja ke negara lain," kata Mahfudz
dalam pesan singkatnya.
Mahfudz menilai Indonesia melalui sejumlah
industri pertahanan punya kemampuan memproduksi dan mengembangkan
alutsista modern, seperti senjata SS-1 dan SS-2. Dua alutsista pabrikan
Pindad tersebut sangat diminati di luar negeri.
Sayangnya,
kata dia, perhatian pemerintah masih lemah terhadap Badan Usaha Milik
Negara Industri Pertahanan (BUMNIP), yang 'dibunuh' sejak 14 tahun lalu.
"Perhatian Kemeneg BUMN untuk menyehatkan mereka secara korporasi juga
masih lemah."
Oleh karena itu, melalui Rancangan Undang-Undang
Industri Pertahanan, DPR menjanjikan kebijakan dan roadmap jelas untuk
merevitalisasi industri pertahanan nasional. viv
http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=7ac781f037c7e621819fc3bf05db43d6&jenis=d645920e395fedad7bbbed0eca3fe2e0